Kamis, 17 Desember 2015

KANGKER LEHER RAHIM



Apa yang menyebabkannya?
oleh dr. Ferawaty Ginting

Kanker Serviks ( Leher Rahim ) merupakan jenis kanker terbanyak ( setelah kanker payudara) yang dijumpai pada wanita diseluruh dunia dan merupakan penyebab utama kematian dibanyak Negara berkembang.
Berdasarkan data International Agency For Research On Cancer ( IARC ) tahun 2002,. Insiden kanker serviks diperkirakan sebesar 16/100.000 wanita Indonesia.
Setiap tahun  sekitar 15050 wanita Indonesia terdiagnosa kanker serviks dan 7566 wanita meninggal akibat penyakit tersebut. Kanker serviks berkaitan dengan beban kesehatan yang tinggi bagi penderitanya, keluarga maupun pemerintah sehingga pencegahan kanker ini perlu memperoleh perhatian khusus.
Kanker serviks sampai kini belum diketahui pasti penyebabnya, namun berdasarkan penelitian terbaru, virus HPV merupakan salah satu pemicunya. Infesksi Human Papiloma Virus adalah penyebab 99% kasus kanker serviks dari beberapa virus HPV, tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks yaitu sekitar 70% kasus di dunia.
HPV menjangkiti seorang wanita jika pasangan seksualnya mengidap virus tersebut akibat gonta ganti pasangan. Selain itu wanita yang mempunyai kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker serviks. Zat Nikotin yang dikandung tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lender pada tubuh, termasuk selaput lender serviks  sehingga membuatnya rentan terhadap sel-sel kanker.
Pengidap kanker serviks biasanya perempuan berusia produktif, pernah melakukan hubungan seksual, sering berganti pasangan seksual, kawin usia relative muda ( dibawah 17 tahun ) dan banyak melahirkan.
 Gejala kanker serviks pada tahap dysplasia / prakanker sampai stadium 1 praktis tanpa keluhan, baru menginjak stadium 1A -3B terdapat keluhan pasien sedangkan pada stadium 4B sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru.
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan vaksinasi. Di Negara maju kasus kanker serviks sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear dan pemeriksaan IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam Asetat ).
Khusus untuk pemeriksaan IVA, tes ini paling cocok disamping biaya yang murah, dapat dilaksanakan di puskesmas oleh tenaga kesehatan hampir yang rata-rata sudah terlatih, akurat dan untuk mengetahui hasilnya apakah terjadi perubahan sel epitel leher rahim menjadi lesi prakanker  sebelum menjadi menjadi kanker leher rahim cukup hanya 1 menit sudah dapat mengetahui hasilnya.
Untuk vaksin HPV diberikan pada perempuan usia 10 – 55 tahun melalui suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan ke 0, 1 dan 6 bulan. Dari penelitian yang dilakukan terbukti bahwa respon imun bekerja 2 kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 – 14 tahun disbanding yang berusia 15-25 tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar