Kali ini Hari Kusta sedunia mengusung tema "Ayo temukan bercak! Jadikan Keluarga Sebagai Penggerak Pencegahan Penyakit (Let's Find Patch! Making Family as Pioneers in Disease Prevention)", Bidang PMK Dinkes KKR seksi P2W melaksanakan kegiatan di dua tempat. Yaitu di SDN 27 Sungai udang kecamatan Kakap dan masjid Annur Desa jeruju besar kecamatan Kakap. Acara tersebut diikuti oleh 44 peserta anak sekolah dan 61warga desa yg berkumpul di Masjid Annur. Dalam kesempatan tersebut Kepala desa jeruju besar Ibu Nurhalizah Se, dalam sambutannya berharap ibu-ibu bisa lebih berperan aktif dalam setiap program kesehatan dan hendaknya mengetahui setiap informasi kesehatan sehingga bisa menyampaikannya kembali.
Mewakili kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, dr. Dyah Tutwuri Handayani M.kes berharap keterlibatan masyarakat akan mampu menurunkan penularan dan kecacatan akibat penyakit Kusta. Dalam hal ini Dinas kesehatan berupaya lebih gencar menemukan kasus dan mengintervensi sedini mungkin. Keterlibatan anak-anak sekolah dan masyarakat memiliki arti penting dalam penemuan kasus. Di tegaskan H. Siswani sebagai kasi P2W bahwa kasus kusta pada anak-anak ada di Kubu Raya tercatat ada 1 kasus baru. Kasus pada perempuan ada 6 kasus. Jumlah kasus seluruhnya ada 24 kasus dengan 22 kasus kusta PB(kusta kering) dan 2 kasus kusta MB(Kusta basah). Ada 4 kasus kusta yang menimbulkan kecacatan tikat 2.
Ns. Andri Nugroho S.kep sebagai Wasor (wakil supervisor) program kusta optimis,jika semua masyarakat bisa mengenali tanda dan gejala kusta, maka kecatatan akibat kusta dapat dihindari. Termasuk anak-anak sekolah harus bisa mengenali apa itu kusta, sehingga bisa menjadi kader sekolah,jika menemukan tanda-tanda yang dicurigai bisa melaporkan temuannya ke Puskesm,untuk selanjutnya ditindak lanjut dan ditatalaksana oleh Puskesmas sehingga tidak terlambat diobati.
Dihari Kusta sedunia kali ini Seksi P2W Dinkes KKR mengikutsertakankan narasumber dari dinkes provinsi yaitu Ibu Misrahlena, bersama dr. Asep ahmad memberikan penyuluhan kepada siswa-siswi dan masyarakat agar merubah stigma yang salah selama ini. Kusta adalah penyakit kulit yang bisa diderita siapa saja karena menular, bisa menimbulkan kecacatan jika terlambat ditangani. Penyebaran mata rantai kusta harus diputus dengan cara penemuan kasus seluas-luasnya untuk kemudian diintervensi, diobati agar tidak menular kepada orang lain dan tidak menimbulkan cacat.
Kasus Kusta di Kabupaten Kubu Raya cukup besar jumlahnya,ada sepuluh Puskesmas yang melaporkan temuan kasusnya dimasing-masing wilayah kerja dengan CDR (Angka penemuan kasus) 3,85 persen. Diharapkan dengan pola Rapid Village Survey dan inovasi Bidang PMK seksi P2W Mampu menemukan sebanyak-banyaknya kasus sehingga bisa diintervensi sedini mungkin,sehingga penularan dan penyebarannya mampu ditekan. Yang terpenting adalah semua berhak produktif, jika terlambat ditemukan dan ditangani akan terjadi kecacatan, ini akan berpengaruh pada produktifitas masyarakat.#aa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar