Minggu, 10 Januari 2016

Dinkes Kubu Raya menghadapi DBD bersama-sama

Senin 11 januari 2016,sungai raya.


Diawal tahun, kepala dinas kesehatan mengajak semua pihak untuk gegap gempita menghadapi DBD (demam berdarah Dengue) secara bersama-sama.
Dalam sambutannya, dr. Berli Hamdani G.S.MPPM, selaku pembina upacara beliau mengingatkan bahwa masuk awal tahun adalah masa pancaroba, bukan hanya siklus musim saja yang berubah tetapi juga dalam kondisi seperti ini banyak bermunculan penyakit-penyakit yang berpotensi bahaya dan mematikan. Ini disebabkan karena faktor lingkungan yang memungkinkan sumber penyakit bersarang. Diantaranya adalah tempat-tempat yang memungkinkan air hujan tergenang seperti ban-ban bekas, kaleng-kaleng bekas, tempayan ceruk-ceruk pohon yang dalam. Kebiasaan nyamuk penular (aides aigepty) adalah bersarang dan berkembang biak dlm tampungan air bersih.
Penyakit Demam berdarah disebabkan oleh virus yg dibawa oleh nyamuk aidep aigepty yang sebelumnya menggigit orang yang sudah terinfeksi kemudian ditularkan lewat gigitan kepada orang yang sehat. Trend nya penyakit ini meningkat setiap tahun,puncaknya adalah siklus 5 tahunan. Nyamuk terbang membabi buta, siapa saja bisa ditulari dan menderita DBD, oleh karena itu harus dilawan dengan gegap gempita, siapa saja yg menghadapinya? Ya, kita semua. Demikian dr. Berli menegaskan.


Dalam kesempatan tersebut, dr. Berli membawa beberapa pihak ikut serta untuk penggalangan kekuatan dan komitment bersama menghadapi masa pancaroba ini. Diantaranya ada komunitas Motor Brigeck Warriors, Stikep Muhammadiyah dan Puskesmas sei raya dalam. Komunitas-komunitas tersebut melakukan penyuluhan kepada siswa-siswi pengetahuan tentang DBD dan bagaimana menghadapi DBD.
DBD adalah penyakit yg mematikan. Tercatat tahun 2015 ada 123 kasus di Kubu Raya dengan korban meninggal 3 orang. Sebenarnya menghadapi DBD adalah sesimpel kita melakukan aktipitas sehari-hari, yaitu dengan 3 M,menguras mengubur dan menutup ditambah lagi dengan memantau jentik ditempayan-tempayan, memakai obat nyamuk atau kelambu. Kedepannya dr. Berli menghendaki untuk mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang sebagai seragam sekolah,ini nanti akan direkomendasikan kepada dinas pendidikan kabupaten Kubu Raya.


Siswa sekolah adalah kekuatan yang tidak bisa diabaikan kedahsyatannya. Dengan itulah dr. Berli berharap peran serta siswa dalam program 1 rumah 1 jumantik. Jika setiap siswa memantau jentik-jentik dirumah masing-masing maka deteksi dini dan interfensi DBD bisa dilakukan jauh-jauh hari sebagai upaya pencegahan. Rumus paling jitu dlm mengatasi DBD adalah mencegah lebih baik dari mengobati, demikian penegasan dari Siswani Sariyo SKM, KASI P2 dinkes KKR.



Pada apel Siaga ini, kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya berkesempatan melantik kader jumantik sekolah. Diantaranya adalah Jessica Juniarta Sihombing kelas Xj, Sheila Renata Xa, Gilang Ridho Ananta kelas Xi, Yogi Ryandara Muhtar Xb. Juga menyerahkan abate secara simbolis.
Semoga harapan dan upaya diawal tahun ini bisa menurunkan kasus DBD dikabupaten Kubu Raya secara bersama-sama. #aa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar