Rabu, 06 Januari 2016
CATATAN DARI BALIK BUKIT AMBAWANG
Sepenggal catatan perjalanan dari Brigeck warriors....
Minggu 3 januari 2016, sesuai janji kami satu minggu yang lalu bahwa kami akan kembali ke dusun ini. Perjalanan yang tidak sengaja menginsfirasi kami untuk membuat sebuah kegiatan yang bisa dinikmati langsung oleh warga dusun. Seorang anggota kami bersama keluarganya tengah melakukan perjalanan pulang dari Kubu (sebuah kota kecil,konon adalah tempat dimana asal muasal kabupaten Kubu raya memiliki nama) ke Pontianak tidak sengaja tersesat karena mencari kios bahan bakar terdekat. Kami menganggap Tuhan telah menuntun Kami untuk melihat kecantikan sebuah dusun tersembunyi dibalik bukit ambawang yang sebelumnya kami tidak pernah melihatnya dan tidak pernah menduga ada dusun dibalik rimbunan dan labirin hutan sawit. Sayang sekali warga terjebak dalam kesahajaan, sepertinya mencoba berdamai dengan keadaan.
Adalah nenek agus, sebut saja demikian. Karena cucunya bernama agus. Seorang nenek renta hidup dalam rumahnya (lebih tepatnya gubuk,berdinding papan yg mulai lapuk beratap daun dgn ventilasi yg tdk begitu baik pencahayaan yg kurang dan luasnya hanya sekitar 3 kali 4 meter saja) sebatang kara, karena putra dan putri serta cucunya sudah tidak tinggal dlm satu rumah lagi karena punya kehidupan masing-masing. Dengan kondisi seadanya dan sakit rematik yg dideritanya nek agus masih semangat melakukan aktifitas hariannya sendiri dengan semangat,seperti memasak,mencuci,bersih-bersih rumah,kadang-kadang berkebun dipekarangan rumah,sekedar becocok tanam seadanya untuk melengkapi bumbu dan sayur mayur kebutuhannya sendiri meskipun harus merangkak-rangkak karena tulang dan persendiannya ngilu-ngilu. Nenek yg sangat inspiratif.
Nek agus adalah simbol kesahajaan kampung ini. Walaupun warga kampung merasa cukup nyaman dgn kondisi seperti ini, kami melihatnya banyak yang harus kita bantu. Kita bisa membayangkan bagaimana mereka dengan penuh rasa syukur menjalani hidup yg apa adanya. Dusun ini adalah dusun Gunung Ambawang, dgn 2 kampung cabang kanan dan kiri yang masing-masing memiliki 3 RT dan 2 RT,masuk dalam daerah administratif Desa Sungai Deras. Untuk urusan administratif dan kesehatan mereka harus menempuh 20 Km kekantor desa dan Faskes terdekat (Pustu dan Polindes), pun demikian mereka masih mensyukurinya, karena hanya itu pilihannya. Masih terbantu dgn program Puskesmas Induk di kecamatan Teluk pakedai dgn program-program kerja yg antara lain Pusling dan Posyandu, tetapi sayang volume kegiatannya tidak cukup memenuhi kebutuhan mereka yg jika sakit harus kebingungan mencari pemberi pertolongan karena sakit tidak bisa diprediksi kapan datangnya, siang atau malam. Begitupun dgn kelahiran, walaupun polindes sudah menerapkan kantong persalinan yg bisa memantau hari-hari kelahiran warga kampung, tetapi daerah kerja yg begitu luas dan medan kerja yang sulit akses karena infra struktur belum begitu baik, cukup membuat petugas yg hanya satu orang bidan menjadi kerepotan.
Puskesmas yang sudah berbuat dalam keterbatasan yg dimiliki, serta nek agus yg bersahaja dalam keadaan seadanya telah menginsfirasi kami untuk membuat sebuah kegiatan yg melibatkan banyak pihak yg ingin terlibat. BrigecK bersinergi pada bagian cepat dan singkat yg sekiranya dpt menyelesaikan permasalahan dan solusi dari hal-hal yg menjadi kendala.
Kami melihat dusun ini perlu didekatkan akses kesehatannya. Dengan dasar inilah kami membuat Touring shadaqah berupa kegiatan pemeriksaan dan pengobatan gratis serta memberikan bantuan kebutuhan sembako dan bantuan lain yang kami himpun dari donatur perorangan ataupun lembaga seperti PDGI cabang kota Pontianak lewat program PDGI peduli untuk warga dusun dengan 900 jiwa dan 240 kk tersebut, yang pada distribusinya diserahkan kepada kepala dusun secara simbolis. Dalam hal pemberdayaan,kami juga mengikut sertakan Aimi Kalbar dengan program Kolang (konselor petualang)nya, yaitu konselor laktasi yang diutus kepelosok untuk memberikan konseling gratis tentang Asi eklusif yang diperlukan pada 1000 hari pertama kehidupan sehingga bayi akan mendapat asupan gizi terbaik yang diperlukan dalam tumbuh dan kembangnya. Kami mendekat dan yang mendatangi warga dusun untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Dalam pemeriksaan kesehatan yang kami lakukan kami mencatat beberapa penyakit terbesar diantaranya adalah penyakit degeneratif, antara lain hipertensi dan rematoid arthritis pada Lansia, dan penyakit serupa dgn rematik, mungkin gangguan otot tulang rangka penyakit akibat kerja. Karena rata-rata berusia produktif dan bekerja diperkebunan sawit yg mengelilingi dusun mereka. Ini hal yg perlu diperhatikan untuk diteruskan interfensi dan tindak lanjutnya oleh kepala Puskesmas pembantu sungai deras (faskes terdekat selain Polindes) melalui program kesehatan yg ada di Pustu yaitu program pelayanan dan pengobatan penyakit tidak menular (PTM), Posyandu LANSIA, dan program kesehatan dan keselamatan kerja, baik pekerja informal maupin formal. Andre Kurniawan (Kapustu sungai deras) yang mendampingi kami sepanjang kegiatan berlangsung memberikan apresiasi akan hal ini dan akan memperhatikan penyakit-penyakit tersebut dgn mengedepankan paradigma sehat, yaitu mencegah lebih baik dari mengobati. Pada prinsipnya upaya-upaya preventif yang bisa dilakukan sendiri atau self care bisa lebih dipopulerkan dan PHBS dijadikan gaya hidup.
Harapan warga adalah kemudahan terutama dalam hal kesehatan, tetapi apa daya. Pembangunan masih berproses karena Kubu Raya adalah daerah baru dan begitu luas yg satu persatu harus dibangun,termasuk dusun ini. Pernah seorang warga mewakafkan sebidang tanah yg sengaja disediakan untuk membangun Faskes. Sampai sekarang tanah wakaf dari pak Subkiyadin (ketua RT 16) itu masih tetap peruntukannya. Mengingat pentingnya akses kesehatan,beberapa kali dalam musrenbang desa dan kecamatan selalu diusulkan oleh kepala desa. Slamet Karyanto (kepala desa sungai deras) dalam sambutannya mengemukakan harapannya bahwa untuk kepentingan masyarakat dusun gunung ambawang dalam hal kesehatan perlu dibangun fasilitas kesehatan, baik Pustu Atau pun Polindes, karena jika sakit masyarakat harus berobat ketempat yang jauh sekali dan ongkos perjalanannya lebih mahal dari ongkos berobat belum lagi jika musim hujan akses darat yg dilalui tdk bisa dilalui karena tertutup oleh genangan air yg meluap. Pemerintah desa telah menyiapkan sebidang tanah yg diwakafkan salah seorang warga untuk membangun Pustu di Cabang kanan.
Senada dengan kepala desa, Dadang Latif (kepala dusun) juga menyampaikan terimakasih kepada dinas kesehatan dan Brigeck yang menyiasati keadaan. Touring shadaqah dirasa besar sekali manfaatnya untuk warga dan semoga bisa lebih sering dilakukan sinergis dgn program Pusling Puskesmas Teluk pakedai.
Diujung perjalanan,kami merasakan keliling dusun yang persis seperti dikeluhkan warga. Kemana-mana jauh dan sulit, seperti terisolir dibalik rimbunan hutan sawit dan tingginya bukit yg melingkari dusun, jalan yang dilalui pun licin dan terjal dgn kanan kirinya jurang. Tetapi alhamdulillah, kami telah menyampaikan amanah ini dengan selamat sampai pada yg dituju. Terima kasih kepada beberapa pihak dan perorangang yg telah memberikan donasi untuk kegiatan ini,semoga amal baik yg telah memberi manfaat untuk warga dusun cabang kanan dan kiri akan dibalas oleh Tuhan dgn hidup yang penuh berkah.
Kepada dinas kesehatan Kubu Raya, kami mengucapkan penghormatan dan terimakasih setinggi-tingginya telah memberi kami kesempatan untuk melakukan sesuatu bersama sahabat-sahabat kami yaitu ust. Mohammad Naim (kepala puskesmas teluk pakedai) yang menugaskan Andre Kurniawan (kapustu sungai deras), Sukari amd.kep (kepala puskesmas Air putih) juga menugaskan 2 staff nya yaitu Hari nurdy (perawat) dan Dewi widiastuti (bidan) yang menemani dan membantu kami sepanjang kegiatan ini.
Catatan penting yang ingin kami catat adalah bahwa manusia yg paling mulia adalah manusia yg bermanfaat bagi sekitarnya. Sekecil apapun kebajikan yang kita lakukan akan berdampak besar bagi sekitar. Langkah kecil saja yg kita lakukan seperti datang beramai-ramai ke dusun cabang kiri ini, disana ada sebuah pemancingan dan rumah makan yg cukup kreen dalam kesahajaan, anda akan mengubah sebagian taraf hidup warga dusun karena pemancingan ini mempekerjakan ibu-ibu dan pemuda dari warga dusun sendiri.
Semoga kegiatan ini bisa terus kami laksanakan, tidak hanya di teluk pakedai saja tapi juga dibeberapa tempat yg bisa kami lakukan bersinergis dengan pemerintah khususnya dinas kesehatan Kubu Raya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar