Rabu, 27 Januari 2016

Empat kasus cacat akibat kusta terjadi di Kubu Raya

Dalam rangka hari Kusta sedunia, yang jatuh pada tanggal 27 januari 2016, Hari ini dinas kesehatan Kabupaten Kubu Raya melaksanakan Rapid village survey (RVS). Kegiatan yang terdiri dari sosialisasi tentang kusta, merubah stigma dan pencarian kasus dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Rengas.

Kali ini Hari Kusta sedunia mengusung tema "Ayo temukan bercak! Jadikan Keluarga Sebagai Penggerak Pencegahan Penyakit (Let's Find Patch! Making Family as Pioneers in Disease Prevention)", Bidang PMK Dinkes KKR seksi P2W melaksanakan kegiatan di dua tempat. Yaitu di SDN 27 Sungai udang kecamatan Kakap dan masjid Annur Desa jeruju besar kecamatan Kakap. Acara tersebut diikuti oleh 44 peserta anak sekolah dan 61warga desa yg berkumpul di Masjid Annur. Dalam kesempatan tersebut Kepala desa jeruju besar Ibu Nurhalizah Se, dalam sambutannya berharap ibu-ibu bisa lebih berperan aktif dalam setiap program kesehatan dan hendaknya mengetahui setiap informasi kesehatan sehingga bisa menyampaikannya kembali.

Mewakili kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, dr. Dyah Tutwuri Handayani M.kes berharap keterlibatan masyarakat akan mampu menurunkan penularan dan kecacatan akibat penyakit Kusta. Dalam hal ini Dinas kesehatan berupaya lebih gencar menemukan kasus dan mengintervensi sedini mungkin. Keterlibatan anak-anak sekolah dan masyarakat memiliki arti penting dalam penemuan kasus. Di tegaskan H. Siswani sebagai kasi P2W bahwa kasus kusta pada anak-anak ada di Kubu Raya tercatat ada 1 kasus baru. Kasus pada perempuan ada 6 kasus. Jumlah kasus seluruhnya ada 24 kasus dengan 22 kasus kusta PB(kusta kering) dan 2 kasus kusta MB(Kusta basah). Ada 4 kasus kusta yang menimbulkan kecacatan tikat 2.


Ns. Andri Nugroho S.kep sebagai Wasor (wakil supervisor) program kusta optimis,jika semua masyarakat bisa mengenali tanda dan gejala kusta, maka kecatatan akibat kusta dapat dihindari. Termasuk anak-anak sekolah harus bisa mengenali apa itu kusta, sehingga bisa menjadi kader sekolah,jika menemukan tanda-tanda yang dicurigai bisa melaporkan temuannya ke Puskesm,untuk selanjutnya ditindak lanjut dan ditatalaksana oleh Puskesmas sehingga tidak terlambat diobati.

Dihari Kusta sedunia kali ini Seksi P2W Dinkes KKR mengikutsertakankan narasumber dari dinkes provinsi yaitu Ibu Misrahlena, bersama dr. Asep ahmad memberikan penyuluhan kepada siswa-siswi dan masyarakat agar merubah stigma yang salah selama ini. Kusta adalah penyakit kulit yang bisa diderita siapa saja karena menular, bisa menimbulkan kecacatan jika terlambat ditangani. Penyebaran mata rantai kusta harus diputus dengan cara penemuan kasus seluas-luasnya untuk kemudian diintervensi, diobati agar tidak menular kepada orang lain dan tidak menimbulkan cacat. 

Kasus Kusta di Kabupaten Kubu Raya cukup besar jumlahnya,ada sepuluh Puskesmas yang melaporkan temuan kasusnya dimasing-masing wilayah kerja dengan CDR (Angka penemuan kasus) 3,85 persen. Diharapkan dengan pola Rapid Village Survey dan inovasi Bidang PMK seksi P2W Mampu menemukan sebanyak-banyaknya kasus sehingga bisa diintervensi sedini mungkin,sehingga penularan dan penyebarannya mampu ditekan. Yang terpenting adalah semua berhak produktif, jika terlambat ditemukan dan ditangani akan terjadi kecacatan, ini akan berpengaruh pada produktifitas masyarakat.#aa

Minggu, 17 Januari 2016

Panti al Haq menanti uluran tangan

Minggu 17 januari 2016
Brigade gerak cepat untuk kemanusiaan (BrigecK warriors) mengunjungi Pondok Pesantren Daarussalam yang beralamat di Jl. Usaha baru Rt 03/15 Dusun 5,Desa Sui Rengas Kecamatan Kakap.

Sesuai rencana hari ini BrigecK warriors menggelar beberapa kegiatan untuk keluarga Panti Asuhan Al Haq yang dibina oleh Ponpes Daarussalam. Diantaranya adalah pemberian bingkisan berupa pakaian layak pakai,alat tulis,penyuluhan kesehatan untuk warga panti. Kemudian ditutup dengan kerja bakti dan makan siang bersama.

Acara yang terlaksana atas partisipasi beberapa pihak diantaranya adalah persatuan ibu-ibu Dharmawanita Universitas Tanjung pura yang pada kesempatan ini diwakili oleh ibu drg. Mellisa budi santoso dan pihak-pihak perorangan yang tidak ingin disebutkan namanya satu persatu ini berjalan dengan baik dalam suasana yang penuh kesahajaan.

Ada hal yang perlu diperhatikan banyak pihak dalam hal ini adalah kesehatan. Kebanyakan asrama dan panti memiliki masalah dalam hal kesehatan. Termasuk panti Al haq juga, pada kesempatan ini dr. Aria pratama surya anggara salah seorang warrior Brigeck memberikan penyuluhan tentang PHBS. Pada kenyataannya keadaan yg kami lihat memang menghawatirkan, kami tidak tahu ini kondisi yang harus dihadapi karena keterbatasan atau kurangnya pengetahuan. Mereka harus bergantian menggodok gigi dengan 1 alat gosok gigi untuk 5 orang anak.
Kemudian Panti yang dihuni oleh 29 anak (putra dan putri),dengan kondisi tempat tinggal sementara dititipkan dirumah keluarga pak Syamsuri rasanya tidak ideal untuk disebut tempat pondokan bagi anak-anak. Mereka semuanya tinggal dalam 1 kamar untuk putri dan 1 kamar untuk putra yang masing-masing kamar berukuran kurang lebih 2kali3 meter. Bisa dibayangkan bagaimana sumpeknya tinggal dalam kamar berjubel-jubel dengan penghuni 12 sampai 15an anak,dengan ventilasi dan pencahayaan yang kurang baik sehingga oksigen yang berputar didalamnya pun tidak sehat. Penataan barang-barang yang terpaksa tidak tertata karena sempitnya ruangan menambah tidak nyaman dan tidak ideal untuk ditinggali. Akhirnya anak-anak harus tidur disembarang ruangan yang ada pada malam hari.
kondisi ini sementara harus dijalani oleh anak-anak,karena bangunan panti lama yang sudah tidak layak harus dibongkar kemudian menunggu pembangunan bangunan baru.

Pak Syamsuri adalah pimpinan Pondok Pesantren Daarussalam sekaligus pengasuh panti asuhan Al Haq. Pondok Pesantren ini berdiri dari tahun 2007 dan mendapat izin operasional kegiatan dari Depag tahun 2010. Termasuk lembaga pendidikan yang cukup survive karena memiliki murid-murid yang belajar disana cukup banyak. Kami melihat santri dan santriwati yang belajarpun nampak pintar dan cerdas, banyak diantara anak-anak tersebut yang hafidz hafidzah beberapa zuz alquran. Saat ini Ponpes memiliki 6 lokal kelas madrasah ibtidaiyah (sekolah setingkat SD),dan 1lokal bangunan yang terbengkalai pembangunannya. Semula diperuntukan untuk Madrasah Tsanawiyah (sekolah setingkat SMP).
Pesantren dan panti asuhan ini berjalan secara alamiah bertahan dan mengembangkan diri dalam melaksanakan fungsinya sebagai the islamic centre of knowledge. Banyak pihak yang simpatik dengan Pondok Pesantren ini, termasuk ada sebuah forum yang ingin membantu dalam hal penghimpunan donasi bagi pembangunan Pondok Pesantren Daarussalam. Akhirnya terjadilah kerja sama dgn forum tersebut. Termasuk ide merobohkan bangunan panti lama yang sudah tua untuk dibangun baru adalah gagasan forum tersebut. Namun pada kenyataannya setelah berjalan kerjasama satu tahun banyak terjadi penyimpangan dan inkonsistens dari perjanjian kerja sama yang dilanggar forum tersebut. Akhirnya setelah rapat dengan dewan pengurus yang lain, Kyai Syamsuri memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan forum. Dan dampak yang terjadi adalah penghentian pembangunan gedung yang sedang dibangun,karena proyek pembangunan dan pendanaan dari donatur harus melalui forum tersebut. Dan entah sampai kapan pembangunannya,wallahualam. Mungkin akan ada dermawan yang bersedia membantu menyelesaikan bangunan madrasah dan rumah panti buat anak-anak panti al Haq. Aamiin..

Dalam keadaan ini BrigecK warriors belum bisa berbuat banyak. Tetapi paling tidak donasi dari semua simpatisan Brigeck telah sampai dan betul-betul bermanfaat untuk mereka.
Hal berikutnya adalah bagaimana kita bisa memberikan akses layanan kesehatan bagi anak-anak panti. Kesehatan adalah hal mendasar yang juga harus bisa menyentuh mereka, mungkin Puskesmas Setempat (Puskesmas Sui. Rengas) bisa memberikan layanan Poskestren.
Dan kemudian kita dengan segera membantu Kyai Syamsuri secepatnya memberi tempat tinggal yang nyaman untuk anak-anak panti Al-Haq dan menyelesaikan bangunan Madrasah Tsanawiyah yang terbengkalai.#aa




Minggu, 10 Januari 2016

Dinkes Kubu Raya menghadapi DBD bersama-sama

Senin 11 januari 2016,sungai raya.


Diawal tahun, kepala dinas kesehatan mengajak semua pihak untuk gegap gempita menghadapi DBD (demam berdarah Dengue) secara bersama-sama.
Dalam sambutannya, dr. Berli Hamdani G.S.MPPM, selaku pembina upacara beliau mengingatkan bahwa masuk awal tahun adalah masa pancaroba, bukan hanya siklus musim saja yang berubah tetapi juga dalam kondisi seperti ini banyak bermunculan penyakit-penyakit yang berpotensi bahaya dan mematikan. Ini disebabkan karena faktor lingkungan yang memungkinkan sumber penyakit bersarang. Diantaranya adalah tempat-tempat yang memungkinkan air hujan tergenang seperti ban-ban bekas, kaleng-kaleng bekas, tempayan ceruk-ceruk pohon yang dalam. Kebiasaan nyamuk penular (aides aigepty) adalah bersarang dan berkembang biak dlm tampungan air bersih.
Penyakit Demam berdarah disebabkan oleh virus yg dibawa oleh nyamuk aidep aigepty yang sebelumnya menggigit orang yang sudah terinfeksi kemudian ditularkan lewat gigitan kepada orang yang sehat. Trend nya penyakit ini meningkat setiap tahun,puncaknya adalah siklus 5 tahunan. Nyamuk terbang membabi buta, siapa saja bisa ditulari dan menderita DBD, oleh karena itu harus dilawan dengan gegap gempita, siapa saja yg menghadapinya? Ya, kita semua. Demikian dr. Berli menegaskan.


Dalam kesempatan tersebut, dr. Berli membawa beberapa pihak ikut serta untuk penggalangan kekuatan dan komitment bersama menghadapi masa pancaroba ini. Diantaranya ada komunitas Motor Brigeck Warriors, Stikep Muhammadiyah dan Puskesmas sei raya dalam. Komunitas-komunitas tersebut melakukan penyuluhan kepada siswa-siswi pengetahuan tentang DBD dan bagaimana menghadapi DBD.
DBD adalah penyakit yg mematikan. Tercatat tahun 2015 ada 123 kasus di Kubu Raya dengan korban meninggal 3 orang. Sebenarnya menghadapi DBD adalah sesimpel kita melakukan aktipitas sehari-hari, yaitu dengan 3 M,menguras mengubur dan menutup ditambah lagi dengan memantau jentik ditempayan-tempayan, memakai obat nyamuk atau kelambu. Kedepannya dr. Berli menghendaki untuk mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang sebagai seragam sekolah,ini nanti akan direkomendasikan kepada dinas pendidikan kabupaten Kubu Raya.


Siswa sekolah adalah kekuatan yang tidak bisa diabaikan kedahsyatannya. Dengan itulah dr. Berli berharap peran serta siswa dalam program 1 rumah 1 jumantik. Jika setiap siswa memantau jentik-jentik dirumah masing-masing maka deteksi dini dan interfensi DBD bisa dilakukan jauh-jauh hari sebagai upaya pencegahan. Rumus paling jitu dlm mengatasi DBD adalah mencegah lebih baik dari mengobati, demikian penegasan dari Siswani Sariyo SKM, KASI P2 dinkes KKR.



Pada apel Siaga ini, kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya berkesempatan melantik kader jumantik sekolah. Diantaranya adalah Jessica Juniarta Sihombing kelas Xj, Sheila Renata Xa, Gilang Ridho Ananta kelas Xi, Yogi Ryandara Muhtar Xb. Juga menyerahkan abate secara simbolis.
Semoga harapan dan upaya diawal tahun ini bisa menurunkan kasus DBD dikabupaten Kubu Raya secara bersama-sama. #aa




Rabu, 06 Januari 2016

CATATAN DARI BALIK BUKIT AMBAWANG


Sepenggal catatan perjalanan dari Brigeck warriors....

Minggu 3 januari 2016, sesuai janji kami satu minggu yang lalu bahwa kami akan kembali ke dusun ini. Perjalanan yang tidak sengaja menginsfirasi kami untuk membuat sebuah kegiatan yang bisa dinikmati langsung oleh warga dusun. Seorang anggota kami bersama keluarganya tengah melakukan perjalanan pulang dari Kubu (sebuah kota kecil,konon adalah tempat dimana asal muasal kabupaten Kubu raya memiliki nama) ke Pontianak tidak sengaja tersesat karena mencari kios bahan bakar terdekat. Kami menganggap Tuhan telah menuntun Kami untuk melihat kecantikan sebuah dusun tersembunyi dibalik bukit ambawang yang sebelumnya kami tidak pernah melihatnya dan tidak pernah menduga ada dusun dibalik rimbunan dan labirin hutan sawit. Sayang sekali warga terjebak dalam kesahajaan, sepertinya mencoba berdamai dengan keadaan.


Adalah nenek agus, sebut saja demikian. Karena cucunya bernama agus. Seorang nenek  renta hidup dalam rumahnya (lebih tepatnya gubuk,berdinding papan yg mulai lapuk beratap daun dgn ventilasi yg tdk begitu baik pencahayaan yg kurang dan luasnya hanya sekitar 3 kali 4 meter saja) sebatang kara, karena putra dan putri serta cucunya sudah tidak tinggal dlm satu rumah lagi karena punya kehidupan masing-masing. Dengan kondisi seadanya dan sakit rematik yg dideritanya nek agus masih semangat melakukan aktifitas hariannya sendiri dengan semangat,seperti memasak,mencuci,bersih-bersih rumah,kadang-kadang berkebun dipekarangan rumah,sekedar becocok tanam seadanya untuk melengkapi bumbu dan sayur mayur kebutuhannya sendiri meskipun harus merangkak-rangkak karena tulang dan persendiannya ngilu-ngilu. Nenek yg sangat inspiratif.
Nek agus adalah simbol kesahajaan kampung ini. Walaupun warga kampung merasa cukup nyaman dgn kondisi seperti ini, kami melihatnya banyak yang harus kita bantu. Kita bisa membayangkan bagaimana mereka dengan penuh rasa syukur menjalani hidup yg apa adanya. Dusun ini adalah dusun Gunung Ambawang, dgn 2 kampung cabang kanan dan kiri yang masing-masing memiliki 3 RT dan 2 RT,masuk dalam daerah administratif Desa Sungai Deras. Untuk urusan administratif dan kesehatan mereka harus menempuh 20 Km kekantor desa dan Faskes terdekat (Pustu dan Polindes), pun demikian mereka masih mensyukurinya, karena hanya itu pilihannya. Masih terbantu dgn program Puskesmas Induk di kecamatan Teluk pakedai dgn program-program kerja yg antara lain Pusling dan Posyandu, tetapi sayang volume kegiatannya tidak cukup memenuhi kebutuhan mereka yg jika sakit harus kebingungan mencari pemberi pertolongan karena sakit tidak bisa diprediksi kapan datangnya, siang atau malam. Begitupun dgn kelahiran, walaupun polindes sudah menerapkan kantong persalinan yg bisa memantau hari-hari kelahiran warga kampung, tetapi daerah kerja yg begitu luas dan medan kerja yang sulit akses karena infra struktur belum begitu baik, cukup membuat petugas yg hanya satu orang bidan menjadi kerepotan.




Puskesmas yang sudah berbuat dalam keterbatasan yg dimiliki, serta nek agus yg bersahaja dalam keadaan seadanya telah menginsfirasi kami untuk membuat sebuah kegiatan yg melibatkan banyak pihak yg ingin terlibat. BrigecK bersinergi pada bagian cepat dan singkat yg sekiranya dpt menyelesaikan permasalahan dan solusi dari hal-hal yg menjadi kendala.
Kami melihat dusun ini perlu didekatkan akses kesehatannya. Dengan dasar inilah kami membuat Touring shadaqah  berupa kegiatan pemeriksaan dan pengobatan gratis serta memberikan bantuan kebutuhan sembako dan bantuan lain yang kami himpun dari donatur perorangan ataupun lembaga seperti PDGI cabang kota Pontianak lewat program PDGI peduli untuk warga dusun dengan 900 jiwa dan 240 kk tersebut, yang pada distribusinya diserahkan kepada kepala dusun secara simbolis. Dalam hal pemberdayaan,kami juga mengikut sertakan Aimi Kalbar dengan program Kolang (konselor petualang)nya, yaitu konselor laktasi yang diutus kepelosok untuk memberikan konseling gratis tentang Asi eklusif yang diperlukan pada 1000 hari pertama kehidupan sehingga bayi akan mendapat asupan gizi terbaik yang diperlukan dalam tumbuh dan kembangnya. Kami mendekat dan yang mendatangi warga dusun untuk memberikan pelayanan kesehatan.





Dalam pemeriksaan kesehatan yang kami lakukan kami mencatat beberapa penyakit terbesar diantaranya adalah penyakit degeneratif, antara lain hipertensi dan rematoid arthritis pada Lansia, dan penyakit serupa dgn rematik, mungkin gangguan otot tulang rangka penyakit akibat kerja. Karena rata-rata berusia produktif dan bekerja diperkebunan sawit yg mengelilingi dusun mereka. Ini hal yg perlu diperhatikan untuk diteruskan interfensi dan tindak lanjutnya oleh kepala Puskesmas pembantu sungai deras (faskes terdekat selain Polindes) melalui program kesehatan yg ada di Pustu yaitu program pelayanan dan pengobatan penyakit tidak menular (PTM), Posyandu LANSIA, dan program kesehatan dan keselamatan kerja, baik pekerja informal maupin formal. Andre Kurniawan (Kapustu sungai deras) yang mendampingi kami sepanjang kegiatan berlangsung memberikan apresiasi akan hal ini dan akan memperhatikan penyakit-penyakit tersebut dgn mengedepankan paradigma sehat, yaitu mencegah lebih baik dari mengobati. Pada prinsipnya upaya-upaya preventif yang bisa dilakukan sendiri atau self care bisa lebih dipopulerkan dan PHBS dijadikan gaya hidup.
Harapan warga adalah kemudahan terutama dalam hal kesehatan, tetapi apa daya. Pembangunan masih berproses karena Kubu Raya adalah daerah baru dan begitu luas yg satu persatu harus dibangun,termasuk dusun ini. Pernah seorang warga mewakafkan sebidang tanah yg sengaja disediakan untuk membangun Faskes. Sampai sekarang tanah wakaf dari pak Subkiyadin (ketua RT 16) itu masih tetap peruntukannya. Mengingat pentingnya akses kesehatan,beberapa kali dalam musrenbang desa dan kecamatan selalu diusulkan oleh kepala desa. Slamet Karyanto (kepala desa sungai deras) dalam sambutannya mengemukakan harapannya bahwa untuk kepentingan masyarakat dusun gunung ambawang dalam hal kesehatan perlu dibangun fasilitas kesehatan, baik Pustu Atau pun Polindes, karena jika sakit masyarakat harus berobat ketempat yang jauh sekali dan ongkos perjalanannya lebih mahal dari ongkos berobat belum lagi jika musim hujan akses darat yg dilalui tdk bisa dilalui karena tertutup oleh genangan air yg meluap. Pemerintah desa telah menyiapkan sebidang tanah yg diwakafkan salah seorang warga untuk membangun Pustu di Cabang kanan.


Senada dengan kepala desa, Dadang Latif (kepala dusun) juga menyampaikan terimakasih kepada dinas kesehatan dan Brigeck yang menyiasati keadaan. Touring shadaqah dirasa besar sekali manfaatnya untuk warga dan semoga bisa lebih sering dilakukan sinergis dgn program Pusling Puskesmas Teluk pakedai.
Diujung perjalanan,kami merasakan keliling dusun yang persis seperti dikeluhkan warga. Kemana-mana jauh dan sulit, seperti terisolir dibalik rimbunan hutan sawit dan tingginya bukit yg melingkari dusun, jalan yang dilalui pun licin dan terjal dgn kanan kirinya jurang. Tetapi alhamdulillah, kami telah menyampaikan amanah ini dengan selamat sampai pada yg dituju. Terima kasih kepada beberapa pihak dan perorangang yg telah memberikan donasi untuk kegiatan ini,semoga amal baik yg telah memberi manfaat untuk warga dusun cabang kanan dan kiri akan dibalas oleh Tuhan dgn hidup yang penuh berkah.
Kepada dinas kesehatan Kubu Raya, kami mengucapkan penghormatan dan terimakasih setinggi-tingginya telah memberi kami kesempatan untuk melakukan sesuatu bersama sahabat-sahabat kami yaitu ust. Mohammad Naim (kepala puskesmas teluk pakedai) yang menugaskan Andre Kurniawan (kapustu sungai deras), Sukari amd.kep (kepala puskesmas Air putih) juga menugaskan 2 staff nya yaitu Hari nurdy (perawat) dan Dewi widiastuti (bidan) yang menemani dan membantu kami sepanjang kegiatan ini.
Catatan penting yang ingin kami catat adalah bahwa manusia yg paling mulia adalah manusia yg bermanfaat bagi sekitarnya. Sekecil apapun kebajikan yang kita lakukan akan berdampak besar bagi sekitar. Langkah kecil saja yg kita lakukan seperti datang beramai-ramai ke dusun cabang kiri ini, disana ada sebuah pemancingan dan rumah makan yg cukup kreen dalam kesahajaan, anda akan mengubah sebagian taraf hidup warga dusun karena pemancingan ini mempekerjakan ibu-ibu dan pemuda dari warga dusun sendiri.
Semoga kegiatan ini bisa terus kami laksanakan, tidak hanya di teluk pakedai saja tapi juga dibeberapa tempat yg bisa kami lakukan bersinergis dengan pemerintah khususnya dinas kesehatan Kubu Raya.